JAKARTA – Central Counterparty (CCP) telah resmi beroperasi di Indonesia dan diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi di pasar uang dan valuta asing. Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia menargetkan agar transaksi domestic non delivery forward (DNDF) dapat meningkat dari US$ 100 juta per hari saat ini menjadi US$ 1 miliar per hari pada tahun 2030, yang menunjukkan peningkatan sebesar 900%.
“Kita harus malu diri sendiri karena DNDF sekarang per day baru US$ 100 juta, dalam lima tahun dengan CCP kita tingkatkan menjadi US$ 1 miliar per hari,” ujar Perry saat seremoni peluncuran CCP di Gedung BI, Jakarta, Senin (30/9/2024).
Di sisi lain, transaksi repurchase agreement (repo) juga diperkirakan akan naik dari sekitar Rp 14 triliun menjadi Rp 30 triliun dalam lima tahun ke depan atau meningkat sebesar 114,28%. Perry menegaskan bahwa peningkatan ini sejalan dengan rencana jangka panjang untuk memperkuat pasar repo di Indonesia.
Perry menyatakan bahwa kehadiran CCP akan mengurangi risiko transaksi dibandingkan dengan skema over the counter yang sebelumnya digunakan, sehingga dapat mendorong aktivitas transaksi. Peluncuran CCP ini melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI), serta dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi dan bank-bank yang berpartisipasi.
+ There are no comments
Add yours