JAKARTA – Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyampaikan Volume perdagangan Bursa Karbon atau IDX Carbon telah mencapai 613.740 tCO2e. Volume ini diklaim lampaui transaksi bursa karbon di Malaysia dan jepang. “Jika dibandingkan dengan bursa regional, perdagangan karbon kredit di IDX Carbon lebih besar dibandingkan bursa Malaysia 190.351 tCO2e dan bursa Jepang 502.811 tCO2e,” ujarnya saat dihubungi awak media, Jumat (27/9/2024).
Dia juga menuturkan selain sosialisasi sebanyak 185 kali baik luring dan daring, IDX Carbon juga telah mendapatkan fatwa kesesuaian syariah dari DSN-MUI. BEI juga telah melakukan integrasi sistem dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk dapat memperdagangkan Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi – Pelaku Usaha (PTBAE-PU) dalam waktu dekat.
Untuk meningkatkan awareness dan mengajarkan cara menghitung emisi karbon, Jeffrey mengatakan BEI terus mendorong dekarbonisasi untuk perusahaan tercatat, antara lain IDX Net Zero Incubator yang kini masuk modul 3 dan diikuti 110 perusahaan tercatat. “BEI terus mendorong aktivitas perdagangan karbon, tetapi tentu saja terdapat banyak faktor di luar aspek perdagangan sekunder yang dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan karbon,” kata Jeffrey.
+ There are no comments
Add yours