JAKARTA–Perusahaan fintech P2P lending, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menjaga kualitas portofolio dan menghadapi tantangan penurunan minat investor di industri fintech. CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, menjelaskan bahwa Amartha tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, tetapi juga pada keberlanjutan dan nilai jangka panjang dengan memperkuat manajemen risiko serta menjalin hubungan dengan institusi keuangan.
Penerapan teknologi AI di Amartha digunakan untuk penilaian risiko dengan menggabungkan lebih dari 90 indikator data, yang membantu memverifikasi mitra, menentukan scoring, dan mencocokkan pendana dengan mitra sesuai profil risiko. Teknologi ini juga berperan dalam memberdayakan segmen akar rumput yang sulit mengakses layanan keuangan formal, serta membantu analisis pasar untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Hingga kini, Amartha telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp23 triliun kepada 2,5 juta mitra di 73.000 desa di Indonesia, dengan tingkat NPL di bawah 2%. Pada 2023, sebanyak 67 ribu mitra ultra mikro Amartha naik kelas ke usaha mikro dengan peningkatan pendapatan rata-rata 61,56%, dan perusahaan turut menciptakan lebih dari 85.000 lapangan kerja informal di pedesaan.
+ There are no comments
Add yours