JAKARTA – Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) menghadapi risiko penundaan akibat perubahan kabinet di Uni Eropa.
“Jadi negosiator kita itu sekarang sudah tidak menjabat lagi,” ujar Airlangga Hartarto, Menteri Bidang Perekonomian dalam Rakornas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, di Jakarta, Senin, (23/9/2024).
Airlangga juga menyebutkan bahwa kabinet baru di Uni Eropa mengajukan syarat tambahan yang memengaruhi kemajuan negosiasi. Tiga isu utama yang tengah dibahas meliputi permintaan Eropa untuk mempermudah izin impor, masalah bea keluar, dan pajak transmisi digital, di mana Indonesia telah meminta untuk menunggu keputusan WTO, namun permintaan tersebut ditolak oleh pihak Eropa.
Sebelumnya, terdapat harapan bahwa perundingan ini dapat diselesaikan dengan target penandatanganan pada Juli 2024. Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi menyatakan Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pertemuan putaran ke-18, di mana mereka sepakat pada 11 dari 21 isu yang dibahas, sementara 10 isu lainnya masih dalam proses negosiasi.
+ There are no comments
Add yours