JAKARTA – Pemutusan hubungan kerja (PHK) terus membuat gelisah karyawan di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Pasalnya, baru saja 340-an buruh pabrik tekstil di PHK pada Agustus 2024 kemarin. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengakui jika gelombang PHK memang masih terjadi dan perusahaan-perusahaan masih melakukan pemangkasan jam kerja yang tentunya memperngaruhi pendapatan para karyawan.
“Ada yang PHK pabrik tutup, ada yang PHK pabrik efisiensi,” kata Ristadi pada Selasa (10/09)
Menurutnya, PHK akan terus terjadi terutama pada perusahaan yang berorientasi lokal. Penyebabnya adalah maraknya barang impor baik legal maupun ilegal. Akibatnya, sebanyak 15.114 pekerja terpaksa dirumahkan dan sebanyak 7 pabrik TPT harus gulung tikar sejak awal 2024.
Ristadi mengaku telah melakukan pembicaraan informal kepada pemerintah terkait gelombang PHK yang terus terjadi. Hal itu, lanjutnya, akan terus dilakukan secara berkesinambungan dari sekarang sampai pemerintahan baru yang akan berganti mulai 20 Oktober 2024 nanti.
+ There are no comments
Add yours