JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengusulkan penggunaan data pembayaran listrik dan telekomunikasi sebagai alternatif penilaian kredit untuk UMKM yang tidak terjangkau bank atau unbankable. Hal ini diharapkan dapat memperluas akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM yang sulit mendapatkan pinjaman karena tidak memiliki riwayat kredit bank.

“Sebab begini kalau bank masih hanya menggunakan data history credit, sulit bagi UMKM yang unbankable yang belum pernah pinjam duit ke bank akan mendapatkan KUR,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Rabu (4/9/2024).

Menurut Teten, dengan memanfaatkan data pembayaran seperti tagihan listrik dan pulsa, kemampuan UMKM dalam membayar pinjaman dapat lebih akurat dinilai. Beberapa bank di Indonesia sudah mulai menerapkan metode penilaian kredit ini, yang juga telah digunakan di 145 negara. Penggunaan innovative credit scoring ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan UMKM pada pinjaman online, rentenir, dan fintech yang biasanya mengenakan bunga tinggi.

Teten juga menambahkan bahwa langkah ini dapat membuka kesempatan lebih besar bagi UMKM yang sebelumnya sulit mengakses pinjaman. Dengan cara ini, diharapkan rasio Non Performing Loan (NPL) untuk UMKM bisa turun, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours