Rupiah berpeluang menguat terhadap dolar AS setelah data pasar tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan dan indeks dolar AS (DXY) cenderung melandai. Pada Rabu (4/9/2024), rupiah ditutup di level Rp15.470 per dolar AS, mengalami kenaikan sebesar 0,32%. Sementara itu, DXY turun tipis sebesar 0,01% menjadi 101,29.
Laporan Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS) menunjukkan adanya penurunan jumlah lowongan pekerjaan di AS pada Juli 2024, yaitu sebanyak 7,673 juta, di bawah ekspektasi yang sebesar 8,1 juta. Angka ini merupakan yang terendah sejak Januari 2021, mencerminkan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai mengalami pelambatan.
Penurunan jumlah lowongan pekerjaan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kesehatan ekonomi AS, serta dampak dari suku bunga tinggi yang diterapkan oleh The Fed. Kondisi ini bisa mendorong The Fed untuk segera menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin saat ini mencapai 57%, sementara pemangkasan sebesar 50 basis poin diperkirakan mencapai 43%. Jika suku bunga AS turun, rupiah serta pasar saham dan obligasi di Indonesia diperkirakan akan mendapatkan aliran dana asing.
Dari segi teknikal, pergerakan rupiah masih berada dalam tren sideways dengan level support di Rp15.445 per dolar AS dan level resistance di Rp15.535 per dolar AS.
+ There are no comments
Add yours