Jakarta – Peternak ayam berharap pemerintah segera merevisi Harga Acuan Pembelian (HAP) ayam di tingkat produsen, demi mengatasi rendahnya harga jual ayam hidup (live bird). Meski harga bibit ayam (DOC) dan pakan sudah turun, Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Pardjuni, menyebutkan harga ayam hidup masih berada di bawah harga pokok produksi (HPP) sehingga peternak mandiri tetap merugi.
Revisi HAP menjadi urgensi setelah harga live bird di beberapa wilayah Jawa turun hingga Rp14.500 per kg, di bawah HPP yang berkisar antara Rp19.500-21.000 per kg. Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwignyo, mengungkapkan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan kementerian terkait untuk menaikkan harga ayam hidup secara bertahap hingga mencapai harga acuan pembelian yang lebih realistis.
Tindakan lain yang disepakati adalah pemberlakuan harga minimal Rp18.000 per kg untuk ayam dengan bobot di atas 2,4 kg, serta pengendalian harga DOC di Rp5.000 per ekor. Meski langkah-langkah ini diharapkan mengatasi masalah harga, Pardjuni menegaskan kerugian peternak telah terjadi selama tiga bulan terakhir akibat harga jual yang tak kunjung membaik.
+ There are no comments
Add yours