Jakarta – Indeks Manufaktur Indonesia kembali mengalami penurunan signifikan pada Agustus 2024, dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) terkontraksi ke level 48,9, lebih rendah dari 49,3 pada Juli 2024. Data dari S&P Global menunjukkan bahwa penurunan ini menandai dua bulan berturut-turut dalam kontraksi, setelah sebelumnya PMI Indonesia berada dalam fase ekspansi selama 34 bulan.
Penyebab utama kontraksi ini adalah penurunan tajam dalam output dan pesanan baru, yang memicu penurunan jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur, meski bersifat marginal. S&P Global mencatat bahwa masalah logistik global dan harga input yang masih tinggi turut memperburuk kondisi manufaktur, sementara beberapa perusahaan memilih mengurangi aktivitas pembelian dan memanfaatkan inventaris yang ada.
Meski demikian, para produsen tetap optimis terhadap prospek 12 bulan ke depan, dengan harapan bahwa stabilisasi ekonomi akan membawa peningkatan produksi dan pesanan baru. S&P Global mencatat bahwa meskipun situasi memburuk, kepercayaan dalam peningkatan produksi tetap ada, meski pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
+ There are no comments
Add yours