JAKARTA – Ekonom menilai kondisi kelas menengah Indonesia benar-benar dalam keadaan serba sulit. Tabungan mereka mulai terkikis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di sisi lain mereka juga terjerat pinjaman.
Untuk kelompok pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan, porsi cicilan dari pendapatan mereka meningkat dari 7,1% ke 7,3%. Begitupun untuk kelompok pengeluaran Rp 2,1-3 juta terhitung naik dari 9,2% ke 10,2%.Warga kelas menengah yang masuk kelompok pengeluaran Rp 3,1 juta-Rp 4 juta porsi cicilannya melonjak dari 10,3% ke 11,2% dari pendapatan. Lonjakan pembayaran cicilan juga tercatat terjadi pada kelompok pengeluaran Rp 4,1-Rp 5 juta yang naik dari 12,3% ke 12,9%. Hanya golongan paling atas dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan yang porsi cicilannya menciut dari 14,9% ke 13,9%.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengatakan kelas menengah tengah terjepit oleh berbagai iuran dan pengeluaran kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Menurut dia, hal tersebut mengakibatkan jumlah pinjaman ikut meningkat.
+ There are no comments
Add yours