JAKARTA – Harga minyak mentah mulai menguat pada Senin lalu karena investor memantau tanda-tanda siklus penurunan suku bunga bank sentral AS yang dijadwalkan akan dimulai pada September mendatang.
Harga Brent naik 0,28% menjadi US$82,85 per barel, sementara WTI juga mengalami kenaikan sebesar 0,45% menjadi US$80,49 per barel. Pada akhir pekan sebelumnya, harga minyak mengalami penurunan, dengan Brent turun menjadi US$82,63 per barel dan WTI menjadi US$80,13 per barel. Brent turun 2,82% ptp, sedangkan WTI mengalami penurunan sebesar 2,53% selama minggu tersebut.
Bank sentral AS berencana untuk memulai siklus penurunan suku bunganya pada bulan September, setelah pertemuan FOMC bulan Juni menyatakan bahwa inflasi dan tenaga kerja sudah seimbang. Presiden AS Joe Biden mundur dari pemilihan 2024 dan mendukung Kamala Harris sebagai kandidat dari Partai Demokrat.
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi China yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua membuat para analis khawatir akan permintaan minyak dari negara tersebut.China merilis dokumen kebijakan yang menyoroti ambisi mereka dalam mengembangkan industri maju dan memperbaiki lingkungan bisnis.
Produsen OPEC+ diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan produksi mereka, termasuk rencana untuk mengurangi pasokan mulai Oktober. Keseimbangan pasar minyak diperkirakan akan semakin ketat pada kuartal ketiga sebelum melemah pada kuartal keempat karena pasokan tambahan dari OPEC+ dan AS.
+ There are no comments
Add yours