Jakarta, – Indonesia akan memiliki sebuah kilang minyak baru dengan kapasitas “raksasa” yang diperkirakan akan beroperasi penuh pada 2025 mendatang. Tak tanggung-tanggung, kapasitas pengolahan minyak mentah di kilang “raksasa” ini mencapai 360 ribu barel per hari (bph), disertai dengan peningkatan kualitas produk minyak atau Bahan Bakar Minyak (BBM).Ketika pembangunan proyek ini tuntas dan telah beroperasi sepenuhnya, maka ini akan menjadi kilang minyak terbesar di negara ini, membalap kapasitas Kilang Cilacap yang berkapasitas 345 ribu bph.
Proyek kilang minyak yang dimaksud di sini yaitu Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur. Ini merupakan proyek ekspansi atau upgrading dari Kilang Balikpapan yang telah beroperasi saat ini. Sebelumnya, Kilang Balikpapan berkapasitas 260 ribu bph.
Proyek kilang “raksasa” ini dikelola oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB). Adapun saham PT KPB sebesar 99,997% dimiliki oleh PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI), Subholding PT Pertamina (Persero) yang dibentuk sebagai strategic holding company dalam bidang investasi dan usaha bisnis Pertamina terkait mega proyek kilang pengolahan dan petrokimia, terutama dalam menjalankan skema kerja sama dan untuk strategi pendanaan proyek.
Sementara sebesar 0,003% saham dimiliki oleh PT Pertamina Pedeve Indonesia, yang juga Anak Perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang penyertaan modal anak perusahaan atau afiliasi PT Pertamina (Persero).
“(Selesai) masih tetap di kisaran itu, (tahun) 2025,” tegas Taufik saat ditanya kapan proyek kilang raksasa milik Pertamina rampung diselesaikan, saat ditemui di Gedung Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Berdasarkan catatan perusahaan, proyek ini didesain dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produksi BBM dari Euro II menjadi Euro V yang lebih ramah lingkungan, dan meningkatkan kompleksitas kilang dengan kemampuan mengolah residu bernilai rendah menjadi produk bernilai tinggi.
Setelah beroperasi secara penuh, Kilang Balikpapan akan memproduksi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti gasoline, solar, dan avtur serta produk Non BBM lainnya yaitu LPG, propylene, dan sulphur.
Produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin dari Kilang Balikpapan meningkat menjadi 142 ribu bph dari sebelumnya 42 ribu bph, Solar naik menjadi 156 ribu bph dari 125 ribu bph, dan avtur menjadi 41 ribu bph dari sebelumnya 30 ribu bph.
Selain itu, ada juga proyek terminal Lawe-Lawe yang berperan sebagai area penerimaan, penyimpanan dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.
Untuk area kerja di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur, terdapat dua unit tangki minyak mentah yang dibangun dengan kapasitas masing-masing 1 juta barrel, dengan panjang pipa unloading line 52″ (offshore-onshore) dari Single Point Mooring (SPM) ke Lawe-Lawe.
+ There are no comments
Add yours