Jakarta,- Daya beli masyarakat Indonesia dari kelas bawah hingga kelas menengah tengah melemah. Pemicunya, ternyata akibat gaji yang tak naik-naik hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak terjadi belakangan.
Penjualan mobil di Indonesia turun 19,4% selama Semester I-2024, mencerminkan melemahnya daya beli kelas menengah. Pasar mobil domestik mengalami pertumbuhan rata-rata 21,3% selama 2000-2013, namun melambat menjadi penurunan 1,64% per tahun selama 2013-2022. Ini dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan per kapita yang lebih rendah, naik hanya 3,65% dalam periode tersebut.
Ekonom Abdul Manap Pulungan menyatakan bahwa kondisi maraknya PHK dan stagnasi kenaikan gaji telah memperlambat aktivitas ekonomi domestik, yang berdampak pada penurunan pendapatan negara, termasuk setoran PPN Dalam Negeri yang merosot dan pajak perdagangan yang lesu.
Abdul manap mengatakan, “Karena memang inflasi bahan makanan kita sangat tinggi kan ya. Jadi orang ketika bahan makanannya tinggi, orang lebih mengutamakan yang namanya kebutuhan pangan duluan dibandingkan kebutuhan yang lainnya.”
Indeks optimisme konsumen menurun di semua kelompok pengeluaran pada Mei 2024, sementara persentase tabungan dan porsi konsumsi terhadap pendapatan juga mengalami penurunan. Dalam melihat pelemahan indikator utama itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menganggap, pemicunya lebih disebabkan tekanan kurs rupiah yang masih terus melemah di kisaran atas Rp 16.000/US$.
+ There are no comments
Add yours