Jakarta, – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memperkirakan program hilirisasi tembaga akan mendongkrak nilai ekspor RI hingga US$ 16 miliar sampai US$ 18 miliar per tahun. Dia mengatakan tanpa hilirisasi, ekspor konsentrat tembaga RI hanya baru sebesar US$ 8 miliar-US$ 9 miliar.
“Gagasan ini mungkin bisa dijadikan contoh yang baik,” ujar Febrio dalam rapat dengan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Rabu (10/7/2024).
Febrio mengutip ekspor konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral yang mencapai US$ 8 miliar hingga US$ 9 miliar per tahun. Pemerintah mendorong pembangunan smelter untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia. Meskipun kebijakan hilirisasi tembaga dapat sementara mengurangi penerimaan PNBP, Febrio yakin bahwa langkah ini akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar dalam jangka panjang. Dia bilang konsentrat tembaga selama ini bukan hanya tembaga, tapi juga emas dan perak. Febrio mengatakan pemerintah memperkirakan nilai ekspor indonesia bisa naik hingga dua kali lipat.
+ There are no comments
Add yours