Jakarta – Pemerintah saat ini terus berupaya mengembangkan bioetanol sebagai campuran pada Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin. Hal ini diyakini akan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk BBM.
“Kita kan sekarang berencana ini mau mendorong segera bioetanol masuk menggantikan bensin. Supaya polusi udara ini juga bisa dikurangin cepat. Karena sulfur yang ini kan hampir 500 ppm. Kita mau sulfurnya itu 50 ppm,” kata Luhut dari akun Instagramnya, dikutip Rabu (10/7/2024).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan pihaknya masih berdiskusi mengenai program campuran bioetanol untuk BBM, apakah dimulai dari 2,5% dulu atau 5%.
“Nah ini akan kita akselerasi, sedang dibahas ya, apakah goes to Bioetanol 5% atau E5 (Ethanol 5%) dulu, atau goes to Bioetanol 2,5% dulu, mungkin Pertamina sedang diskusi untuk hal ini, karena resource kita yang menyediakan bioetanol itu tidak banyak,” kata dia dalam acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity, dikutip Jumat (5/7/2024).
+ There are no comments
Add yours