Pada perdagangan Selasa (28/5/2024), harga emas terpantau kembali menguat, didukung oleh pembelian emas yang terus dilakukan oleh bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) dan minat investor yang masih tinggi di tengah ketegangan geopolitik yang belum reda. Data Refinitiv mencatat bahwa harga emas ditutup pada posisi US$ 2.360,95 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 0,43% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Dengan demikian, harga emas telah menguat selama tiga hari berturut-turut sejak Jumat pekan sebelumnya, dengan total kenaikan mencapai 1,4%. Namun, sayangnya, kenaikan harga emas di pasar global tampaknya akan mengalami jeda sementara. Pada pukul 06:00 WIB hari Rabu ini (29/5/2024), harga emas mengalami penurunan tipis sebesar 0,08% menjadi US$ 2.358,97 per troy ons.

Dolar merosot ke level terendah dalam lebih dari satu minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Investor saat ini fokus pada data inflasi pengeluaran pribadi (PCE) AS periode April 2024 yang akan dirilis pada Jumat. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Pasar memperkirakan inflasi PCE AS naik 0,3% bulan lalu, menjaga laju tahunan di 2,8%, menurut survei Reuters, meskipun ada risiko penurunan. Namun, data ekonomi yang lebih kuat dan kekhawatiran tentang penurunan belanja konsumen baru-baru ini telah mengurangi prospek kenaikan suku bunga.

Adapun, menurut perangkat CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bp) berada di atas 50% hanya untuk pertemuan November dan Desember tahun ini. Sementara itu, kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September turun menjadi sekitar 46%, dari lebih dari 50% pada pekan lalu. Selama dua tahun terakhir, permintaan emas dari bank sentral global telah meningkat sebagai upaya untuk diversifikasi cadangan mata uang asing. Bank Sentral Swiss (SNB) memprediksi cadangan emas global akan bertambah antara 950 hingga 1.000 ton tahun ini. Menurut data dari World Gold Council, cadangan emas SNB telah meningkat lebih dari 1.000 ton dalam dua tahun terakhir. UBS juga memperkirakan bahwa China akan terus mendominasi pasar emas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours