Perekonomian Jepang mengalami kondisi buruk karena kontraksi 0,5% secara kuartalan dan 2% secara tahunan pada kuartal I-2024. Kenyataan ini lebih buruk dari ekspetasi para ekonom.
Ditinjau dari kuartalan, kontraksi diproyeksikan sebesar 0,3%-0,4%, sedangkan secara tahunan PDB kuartal I-2024 diperkirakan menyempit ke 1,3%-1,5%. Kemudian dari segi ekspor menyusut 5%, dibarengi impor turun 3,4%. Selain itu, perekonomian mengalami tekanan akibat gempa bumi besar yang terjadi pada 1 Januari di semenanjung Noto serta penghentian produksi di anak perusahaan otomotif besar Toyota, yaitu Daihatsu.
Jepang yang inflasinya telah meningkat sehingga Bank of Japan pada bulan Maret dapat menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun. BoJ telah menjadi salah satu bank sentral yang berbeda dalam menerapkan kebijakan moneter yang sangat longgar, sementara bank sentral lainnya menaikkan suku bunganya untuk melawan lonjakan inflasi. Perbedaan besar tersebut justru membuat tekanan terhadap yen, yang akhirnya melemah terhadap dolar dalam tiga dekade.
Pelemahan yen menguntungkan eksportir Jepang dan wisatawan asing, namun meningkatkan biaya impor dan perjalanan luar negeri bagi wisatawan Jepang.
+ There are no comments
Add yours