Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa ekonomi nasional tumbuh 5,11% YoY pada kuartal I/2024. Pertumbuhan ekonomi yang positif ini dipengaruhi oleh Pemilu 2024, momentum tersebut mendongkrak konsumsi rumah tangga hingga konsumsi pemerintah. Bahkan angka pengangguran pada Februari 2024, tercatat 7,20 juta orang dengan presentase TPT turun 4,82% dibandingkan Februari 2020.
Sebaliknya, terkait efek Covid-19, di Indonesia belum bisa dikatakan pulih dari pandemi virus tersebut. Hal ini disebabkan belum meratanya pemulihan di beberapa sektor industri.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Shinta W. Kamdani menggagas bahwa Indonesia membutuhkan kebijakan ekonomi yang responsif, adaptif, dan pruden untuk kebutuhan penciptaan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Utamanya, dari pelaku usaha yang menginginkan pemerintah untuk mengoptimalkan pertumbuhan dari penerimaan investasi asing serta kinerja ekspor yang terus ditingkatkan.
Selain itu, dengan kehadiran presiden terpilih, harapan untuk mengurangi ketidakpastian dalam berusaha dan berinvestasi di Indonesia meningkat. Ini dapat mendorong realisasi investasi, ekspansi usaha, dan ekspor, yang berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi yang lebih besar terhadap PDB dibandingkan kuartal sebelumnya.
+ There are no comments
Add yours