Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga mencapai Rp16.200 per dolar AS setelah libur Lebaran 2024. Edi Susianto dari Bank Indonesia menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk data fundamental AS yang lebih kuat dari ekspektasi pasar dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel.

Hal ini memicu sentimen “risk off”, yang menyebabkan mata uang emerging markets, terutama Asia, melemah terhadap dolar AS. Edi juga menyebutkan bahwa selama libur Lebaran, indeks dolar AS menguat secara signifikan, dari 104 menjadi di atas 106. Pagi ini, indeks dolar AS bahkan mencapai angka 106,3. Rupiah dibuka melemah 2,23% menjadi Rp16.201,5 per dolar AS, level terlemah sejak April 2020.

Ini menambah tekanan bagi Bank Indonesia yang berusaha menjaga stabilitas mata uang di tengah penguatan dolar dan arus keluar modal asing. Pada Maret 2025, cadangan devisa Indonesia turun US$3,6 miliar karena intervensi BI di pasar mata uang dan obligasi. BI diharapkan terus melakukan intervensi terutama di pasar spot dan pasar non-deliverable forwards, dengan stabilitas rupiah sebagai prioritas utama.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours