Seorang pejabat senior Hamas menyatakan penolakan terhadap usulan gencatan senjata Israel yang dihasilkan dari pembicaraan di Kairo, Mesir. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menetapkan rencana serangan terhadap Rafah.
Sebelumnya, delegasi Israel dan Hamas bertemu di Mesir pada hari Minggu (7/4/2024) untuk mengadakan perundingan yang melibatkan mediator dari Qatar dan Mesir, serta Direktur CIA William Burns. Kehadiran Burns memperkuat tekanan dari sekutu utama Israel, yaitu Amerika Serikat, untuk mencapai kesepakatan yang akan menghasilkan pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza, serta memberikan bantuan kepada warga Palestina yang miskin. “Kami menolak usulan terbaru Israel yang diberitahukan oleh pihak Mesir kepada kami. Politbiro telah mengadakan pertemuan hari ini dan memutuskan untuk menolak usulan tersebut,” jelas Ali Baraka, seorang pejabat senior Hamas.
Sebelumnya, pejabat Hamas yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai dalam perundingan tersebut. Menurutnya, tidak ada perubahan dalam posisi pendudukan Israel, sehingga tidak ada perkembangan baru dalam perundingan di Kairo.
Pada hari Senin (8/4/2024), sehari setelah pasukan Israel mundur dari sebagian wilayah di Gaza selatan, Netanyahu menyatakan bahwa dia telah menerima laporan rinci tentang perundingan di Kairo. Dia mengungkapkan komitmennya untuk terus berupaya mencapai tujuannya, terutama dalam pembebasan semua sandera dan mencapai kemenangan atas Hamas. “Kemenangan ini memerlukan langkah untuk masuk ke Rafah dan menghilangkan keberadaan batalyon teroris di sana. Hal itu akan terjadi—dan sudah ada tanggalnya,” tegasnya.
+ There are no comments
Add yours