Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi bulanan Indonesia pada Maret 2024 mencapai 0,52%, sementara secara tahunan mencapai 3,05% pada bulan Februari.
Dalam keterangan resminya, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan bahwa kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang menyumbang inflasi sebesar 1,42%. Telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras merupakan komoditas utama yang berkontribusi pada peningkatan tersebut.
Para ekonom telah memperkirakan angka inflasi yang lebih rendah daripada realisasi yang terjadi, dengan mayoritas konsensus memperkirakan inflasi sekitar 2,91%. Namun, tingkat inflasi yang terjadi pada Maret 2024 melampaui perkiraan tersebut, menunjukkan ketidakpastian dalam prospek ekonomi.
Kepala Ekonom PT Bank Permata, Josua Pardede, mengindikasikan bahwa inflasi tahunan kemungkinan akan mencapai 3,11%, sementara inflasi bulanan meningkat dari 0,37% menjadi 0,58%. Faktor-faktor seperti perubahan dalam harga pangan dan kenaikan tarif transportasi udara turut berperan dalam meningkatnya tingkat inflasi, terutama mengingat fenomena El Nino yang memengaruhi pasokan makanan dan meningkatnya permintaan selama bulan Ramadan.
Peningkatan inflasi ini menjadi sorotan, terutama karena berbagai faktor eksternal dan internal yang memengaruhi dinamika harga. Keterbatasan pasokan makanan dan kenaikan tarif transportasi udara adalah beberapa dari banyak faktor yang berkontribusi pada kenaikan harga. Dalam konteks ini, pemerintah diharapkan untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mengatasi tekanan inflasi yang terjadi, sambil memastikan kestabilan harga barang pokok untuk menjaga kesejahteraan masyarakat.
+ There are no comments
Add yours