Pengembangan teknologi bahan bakar hidrogen di Indonesia masih terlihat jauh dari arah yang diinginkan, sementara Thailand telah berhasil mendapatkan investasi besar untuk pengembangan teknologi tersebut. Rencana adopsi teknologi hidrogen di Thailand mendapat dukungan investasi sebesar 100 miliar baht atau US$2,7 miliar dari Siam Cement Group (SCG), yang dipimpin oleh CEO Thammasak Sethaudom yang berupaya mempromosikan teknologi tersebut sebagai bahan bakar terbarukan untuk masa depan nol karbon.
Di sisi lain, Toyota Astra Motor (TAM) di Indonesia tampaknya masih enggan untuk memasarkan produk dengan teknologi hidrogen meskipun dibebaskan dari pajak PPnBM karena keterbatasan infrastruktur. Meskipun telah ada kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk pengembangan infrastruktur dan tingkat permintaan, TAM mengutamakan penyesuaian dengan permintaan pasar dan fokus pada pengembangan teknologi hybrid dan plug-in hybrid (PHEV) sebagai bagian dari transisi dari kendaraan berbasis bahan bakar fosil.
+ There are no comments
Add yours