Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mencatat tren positif dalam sektor penerbitan independen, di mana meskipun internet dan teknologi digital terus berkembang, minat terhadap buku tetap tinggi.
Meskipun bukan kebutuhan primer, buku tetap memiliki peran yang signifikan dan menjadi peluang bagi pertumbuhan perusahaan penerbit. Sandiaga mencatat peningkatan jumlah penerbit independen sebesar 5% pada tahun 2024, didorong oleh minat penulis baru untuk menerbitkan karya mereka. Meskipun pertumbuhan ini sedikit di bawah rata-rata ekonomi kreatif, pertumbuhan penerbitan lokal tetap meningkat sekitar 4-5% tahun ini.
Sandiaga Uno, Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis penerbitan buku, termasuk penerbit mayor, penerbit independen, dan self-publishing. Dia menekankan bahwa teknologi memainkan peran penting dalam memfasilitasi proses penerbitan, dengan platform daring seperti Storial dan Wattpad memungkinkan penulis untuk membagikan karya mereka secara luas. Ini telah menghasilkan peningkatan dalam industri penerbitan independen di Indonesia.
Dhira Vidhea, pendiri platform Tinlit, membandingkan industri penerbitan dengan “bisnis Frankenstein” di mana setiap pemain harus menyesuaikan strategi pemasaran untuk bertahan. Meskipun mengalami kesulitan finansial, Dhira optimis dengan tren positif dalam industri ini, terutama karena semakin banyak penulis yang terbuka untuk penerbitan independen. Platform Tinlit sendiri telah bekerja sama dengan banyak penerbit dan menerbitkan beberapa karya mayor. Menurut laman wordsrated, ada lebih dari 69.700 penerbit buku independen aktif di seluruh dunia, yang menyumbang sekitar 40% dari pasar buku komersial.
+ There are no comments
Add yours