Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari mencapai mengalami surplus US$0,87 miliar. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan mencapai US$2,87 miliar dolar.
Menurut Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar, surplus neraca perdagangan Indonesia Februari 2024 mengalami penurunan sebesar US$6,42 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun surplus tersebut terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar US$2,63 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,76 miliar. Nilai ekspor nasional pada bulan tersebut juga turun menjadi US$19,31 miliar atau 5,79% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Amalia menjelaskan bahwa penurunan ekspor disebabkan oleh penurunan ekspor non migas, terutama pada komoditas besi dan baja, lemak dan minyak hewani nabati, serta logam mulia dan perhiasan permata.
Penurunan ekspor non migas ini dipicu oleh penurunan nilai ekspor gas. Secara tahunan, nilai ekspor Februari 2024 juga mengalami penurunan sebesar 9,45%, yang disebabkan oleh penurunan ekspor non migas, terutama pada lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan besi baja. Di sisi lain, nilai impor Indonesia Februari 2024 mencapai US$18,44 miliar, turun 0,29% dibandingkan Januari 2024.
+ There are no comments
Add yours