Menurut Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), skandal serupa Cambridge Analytica dapat terjadi di Indonesia dengan memanfaatkan konten hoaks untuk memengaruhi opini publik melalui media sosial.
Founder dan CEO ICSF, Ardi Sutedja, menyebut bahwa situasi demografi pengguna media sosial di Indonesia tidak jauh berbeda dengan Amerika Serikat, di mana masyarakat cenderung percaya pada berita di medsos lebih dari media mainstream. Hal ini memunculkan risiko konten propaganda yang sama dengan yang terjadi di AS.
Meskipun AS telah mengambil langkah untuk mengatasi masalah media sosial, seperti dengan pengesahan regulasi yang mengharuskan penjualan platform TikTok, di Indonesia kesadaran akan bahaya media sosial masih kurang. Ardi menegaskan bahwa meskipun belum terjadi pada pemilu Indonesia 2024, potensi skandal semacam itu tetap ada, sementara pemilu tahun ini masih relatif baik dalam pengelolaannya.
+ There are no comments
Add yours