Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan investor asing telah melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp18,44 triliun hingga 29 Februari 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa penguatan pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh kinerja IHSG yang menguat sebesar 0,60% year-to-date (ytd) menuju level 7.316,11 pada akhir Februari 2024.
Inarno mengatakan “Beberapa sektor di IHSG pada Februari 2024 masih menguat diantaranya sektor infrastruktur, dan sektor barang konsumen primer”. Data dari RTI Business menunjukkan bahwa saham-saham bank besar menjadi incaran utama investor asing, seperti BBRI yang diborong asing sebesar Rp2,5 triliun, diikuti oleh BBCA dan BMRI masing-masing sebesar Rp1,6 triliun dalam 20 hari terakhir.
Dari segi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham, tercatat kenaikan tipis sebesar 0,11% ytd menjadi Rp11.687 triliun pada Februari. Sedangkan dari sisi likuiditas transaksi, nilai transaksi pasar saham mencapai rata-rata Rp10,66 triliun ytd. Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,98% ytd ke level 378,28 pada akhir Februari.
Meskipun yield SBN naik sebesar 3,20 bps pada seluruh tenor dengan non-residen mencatatkan net sell Rp4,93 triliun ytd. Di pasar obligasi korporasi, investor asing mencatatkan aksi jual sebesar Rp1,60 triliun ytd. Sementara nilai AUM reksa dana turun 0,04% ytd menjadi Rp824,40 triliun, dengan NAB reksa dana sebesar Rp495,79 triliun turun 1,13%, dan tercatat net redemption sebesar Rp16,72 triliun.
Nilai Penawaran Umum mencapai Rp20,65 triliun dengan 12 emiten baru dan 84 pipeline Penawaran Umum sebesar Rp56,83 triliun, termasuk rencana IPO oleh 56 perusahaan baru. Sedangkan untuk Securities Crowdfunding (SCF), 16 penyelenggara telah mendapatkan izin dari OJK dengan 512 penerbit, 170.647 pemodal, dan total dana yang dihimpun mencapai Rp1,08 triliun sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 29 Februari 2024.
+ There are no comments
Add yours