Saham Unilever (UNVR) Masih Menarik Meski Berjuang Lawan Boikot

Unilever Indonesia (UNVR) mendapatkan rekomendasi overweight di tengah upaya perusahaan untuk mengatasi informasi yang salah terkait situasi geopolitik yang berujung pada boikot.

Pada 16 Februari 2024, Unilever bermitra dengan GP Ansor untuk melakukan transformasi model bisnis dalam lima tahun ke depan, termasuk transformasi teknologi dan sumber daya manusia. Kerja sama juga dilakukan dengan Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan pendampingan usaha di kampung zakat, serta dengan BKKBN dan NU Care-LAZISNU pada Hari Gizi Nasional 2024.

Pada Januari 2024, Unilever juga menyumbangkan Rp1,5 miliar kepada NU Care-LAZISNU untuk membantu masyarakat terdampak konflik. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengakui tantangan eksternal yang dihadapi perusahaan pada akhir 2023, yang berdampak pada penurunan penjualan domestik UNVR sebesar 5,2% dan laba bersih 10,51% YoY menjadi Rp4,8 triliun pada 2023. Unilever berhasil mengatasi situasi tersebut melalui inisiatif untuk mengklarifikasi informasi yang salah kepada konsumen, dengan penjualan pulih sebanyak 92% pada Januari 2024.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Cindy Alicia Ramadhania, merekomendasikan saham UNVR sebagai overweight dengan target harga Rp3.100. Meskipun saham UNVR mengalami penurunan 20,11% YtD, ada potensi pemulihan dengan berbagai inisiatif yang telah diambil perusahaan.

Penjualan semua segmen turun, termasuk beauty and personal care, home care, dan food and refreshment, dengan penjualan domestik turun 5,2% YoY dan ekspor turun 30,9% YoY pada 2023. Namun, laba bersih UNVR pada 2023 tetap kuat meskipun terjadi penurunan, mencapai Rp4,8 triliun dengan NPM 12,4%.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours