Sudah satu tahun sejak pemerintah menggerebek kios-kios penjual pakaian dan sepatu bekas impor di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat. Hal ini sebagai upaya memberantas peredaran barang bekas impor di tanah air. Pada saat itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) berjanji akan mengejar penyelundup dari barang-barang bekas impor ilegal dan mengizinkan para pedagang untuk tetap bisa menjual sisa stok dagangannya sampai habis.
Tidak hanya di kios-kios para pedagang yang masih dipenuhi stok barang bekas, bertumpuk-tumpuk bal pres juga ditemui di sejumlah gudang penyimpanan. Berdasarkan pengakuan salah seorang pedagang, Medi, ia mengaku dirinya hanya berjualan saja, dan membeli barang dagangannya dari distributor. Ia menyebut ada seorang bos yang menyuplai sepatu-sepatu bekas yang dijualnya tersebut.
“Saya gak tahu itu barangnya dari mana, buktinya ini stok nggak habis-habis nih. Kalau berbicara thrift itu lingkupnya gede lho. Kalau saya yang cuma dagang, yang saya tahu selagi ada barang ya saya dagang dong. Intinya yang penting saya nggak ngerugiin siapa-siapa. Ini saya beli, ada bos nya lagi,” ungkap Medi. Medi pun tak menampik sepatu bekas yang dijualnya memang berasal dari luar negeri, atau barang bekas impor. Namun, dia mengaku tidak tahu-menahu bagaimana caranya barang tersebut bisa masuk ke Indonesia. Menurut dia, seharusnya pemerintah lah yang lebih tahu bagaimana barang-barang tersebut bisa masuk ke dalam negeri. “Saya gak tahu, saya kan cuma dagang doang di sini. Bos (importir)-nya saja saya nggak tahu siapa, tapi memang ada semacam distributor,” kata dia.
+ There are no comments
Add yours