Harga emas mulai merangkak naik setelah tersandung pada perdagangan kemarin. Harga emas jatuh karena data ekonomi Amerika Serikat (AS) terus menerus mengecewakan pelaku pasar. Pada perdagangan Rabu (24/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,79% di posisi US$ 2012,59 per troy ons. Sementara, hingga pukul 06.15 WIB Kamis (25/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,21% di posisi US$ 2016,79 per troy ons.
Emas melemah pada perdagangan Rabu setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS yang kuat bahkan ketika dolar yang melemah membatasi pelemahan. Investor menantikan lebih banyak indikator ekonomi untuk menilai kapan The Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunganya terlebih dahulu.
S&P Global Flash US Composite PMI yang mengukur aktivitas di sektor manufaktur dan jasa, naik menjadi 52,3 pada periode Januari 2024 dari 50,9 pada Desember 2023. Level adalah yang tertinggi sejak Juni 2023 atau dalam tujuh bulan terakhir. Angka tersebut menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi AS meningkat pada awal 2024. Indeks jasa menunjukkan sektor ini tumbuh lebih cepat, naik menjadi 52,9 pada periode Januari 2024 dari 51,4 pada periode Desember 2023. Sementara itu indeks manufaktur berubah positif menjadi 50,3 pada periode Januari 2024 dibandingkan sebelumnya 47,9 per Desember 2023.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
+ There are no comments
Add yours