Harga batu bara berbalik melemah. Koreksi harga batubara ini dipicu kenaikan produksi batu bara India, berbagai persoalan batu bara China, dan harga gas Eropa yang berada di level terendah dalam 5 bulan. .
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 123,25 per ton atau melemah 0,56% pada perdagangan Selasa (23/1/2024). Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan 1,6% pada hari sebelumnya. Pelemahan ini membuat harga batu bara anteng di level US$ 120an atau terendah sejak 2020.
Harga batu bara terkoreksi seiring dengan produksi India yang tinggi. Melansir Coal Mint, Coal India Ltd (CIL) sebagai perusahaan batu bara terbesar India meningkatkan produksi 8,2% menjadi 71,9 juta ton pada Desember 2023 secara tahunan (year on year/yoy).
Tingginya produksi India menjadikan pasokan yang juga besar, sehingga hal ini membatasi tingkat impornya. Terbatasnya impor India sebagai negara konsumen batu bara terbesar kedua menyebabkan harga batu bara cenderung terkoreksi.
Penurunan harga juga besar dipengaruhi oleh batubara Australia bermutu tinggi kembali digunakan China setelah mengakhiri larangan pengiriman karena membaiknya hubungan antara kedua negara.
Hambatan selanjutnya bagi pemasok yaitu pemulihan bea masuk pada awal tahun yang akan berdampak berbeda terhadap eksportir. Indonesia dan Australia sama-sama dikecualikan dari pajak karena perjanjian perdagangan bebas dengan Beijing.
Penurunan harga juga turut disebabkan oleh harga gas yang merupakan substitusi batu bara dan sumber energi pilihan Eropa berada di level terendah sejak 1 Agustus 2023 atau dalam 5 bulan terakhir. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) berada di posisi 27,155 euro per MWh per pukul 00.30 WIB.
+ There are no comments
Add yours