Keberadaan artificial intelligence atau kecerdasan buatan kerap dikhawatirkan bisa menggantikan beberapa peranan yang dilakukan manusia sebelumnya. Namun Wakil Presiden Ma’aruf Amin menegaskan teknologi tersebut tak bakal menggantikan ulama saat membuat fatwa.
Ma’aruf, mengatakan “Itu kan alat saja. Alat itu hanya memberikan, mengomunikasikan, atau menyebarluaskan, atau menginformasikan. Jadi, tidak bisa membuat fatwa,”. “Mufti itu orang. Jadi, tidak mungkin alat itu menjadi mufti,” imbuhnya. Oleh karena itu, Ma’aruf kembali mengingatkan tidak bisa alat menjadi mufti. Alat, dia menjelaskan, digunakan untuk beberapa hal seperti memberikan informasi.
Sementara Rektor Universitas Brawijaya, Widodo mengatakan alat yang dimaksud akan membantu mufti dalam membuat sebuah fatwa. Misalnya dalam kerja sama universitas itu dengan kerja sama asing dalam pengembangan riset dan tools, digunakan untuk memanfaatkan autentikasi hal dan membantu memeriksa kehalalan dalam produk. “Alat ataupun sistem yang dikembangkan itu hanya tool, sarana untuk membantu mufti membuat fatwa. Kira-kira begitu,” ujar Widodo.
+ There are no comments
Add yours