Pergerakan harga emiten pengelola bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) sempat bergejolak di awal kehadirannya ke lantai bursa. Namun, kondisi itu tak bertahan lama; saham CNMA mengalami koreksi dan per Kamis (4/1/2024) masih parkir di harga saat listing meski sempat rebound.
Bila mengacu publikasi riset terbaru Sucor Sekuritas pekan ini, ada beberapa faktor yang terindikasi bikin pelaku pasar masih wait and see meski banyak film lokal menuai pujian pencinta sinema. Salah satunya adalah sinyal bahwa jumlah pendapatan tiket dari film-film tersebut berada di bawah ekspektasi besar yang terpancang sebelumnya. Selain film lokal yang terindikasi menuai pemasukan tiket lebih kecil, Tim Riset Sucor juga melihat judul box office di akhir tahun relatif belum mencuri perhatian pula. Film-film Hollywood di Indonesia juga dalam tren tidak begitu bergairah, sejalan dengan tren yang terjadi pada skala global.
Sebagai konteks, saham CNMA diperdagangkan dengan mahar Rp270 per saham hingga penutupan perdagangan Kamis (4/1). Sejak IPO dengan harga yang sama, awal Agustus 2023, harganya sempat menyentuh level tertinggi Rp316 per saham dan sempat pula jatuh ke rekor terendah Rp252 per saham.
Di sisi lain, dalam pernyataan terakhirnya pada acara JP Morgan Global TMT Conference Asia di Hong Kong tahun lalu, Presiden Komisaris CNMA Suryo Suherman masih tampak ckup optmistis. Suryo menyebut pangsa pasar CNMA makin dominan. Selisih pelanggan per penonton kini telah mendekati rasio 2,0x. Catatan tersebut menanjak, misalnya, dibandingkan rata-rata pada 2019-2022 ketika angkanya ada pada kisaran 1,5x.
+ There are no comments
Add yours