Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan biang kerok produksi minyak siap jual atau lifting pada Desember 2023 ini belum mencapai target yang telah ditentukan. Salah satunya terjadi lantaran fasilitas produksi migas berupa pipa yang sudah uzur. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan, “Sebagai contoh di OSES itu penggantian pipa, di ONWJ juga akan diganti seperti itu. Kalau itu udah bisa terjadi nanti kenaikan produksi bisa dilakukan dengan teknologi-teknologi yang lebih maju. Masalahnya masih di situ jadi kita perbaiki dulu fasilitas-fasilitas nya,”.
Karena itu,saat ini pihaknya fokus untuk mengawal proses perbaikan di fasilitas produksi migas tersebut. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat produksi minyak siap jual atau lifting minyak Indonesia hanya 607 ribu barel per hari (bph) pada 2023. Realisasi tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan sebesar 660 ribu bph. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tak hanya target lifting minyak yang meleset, tapi juga lifting gas yang hanya 964 ribu barel oil equivalent per day (BOEPD) pada 2023. Angka itu di bawah target sebesar 1,1 juta BOEPD.
Sri Mulyani mengatakan harga minyak mentah dunia tercatat US$ 78,43 per barel pada 2023. Realisasi tersebut lebih rendah dari asumsi pemerintah yang ditetapkan sebesar US$ 90 per barel sepanjang 2023.
+ There are no comments
Add yours