Harga emas kembali berusaha melakukan perlawanan pada awal perdagangan hari ini, setelah kejatuhan empat hari beruntun pada perdagangan sebelumnya. Harga emas tergelincir setelah risalah rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reverse (The Fed) menandakan ketidakpastian awal penurunan suku bunga. Pada perdagangan Rabu (3/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,91% atau hampir 1% di posisi US$ 2040,19 per troy ons. Pelemahan ini memperpanjang derita emas yang melemah sejak 28 Desember 2023. Dalam empat hari perdagangan, harga emas ambruk 1,8%. Sementara, hingga pukul 06:19 WIB Kamis (4/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,08% di posisi US$ 2042,58 per troy ons.
Emas melemah pada perdagangan Rabu setelah risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed AS menandai ketidakpastian mengenai waktu potensi penurunan suku bunga. Investor saat ini melihat kemungkinan sebesar 70% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya mulai dari pertemuannya pada Maret, sementara para ekonom melihat bahwa The Fed akan menundanya hingga mendekati pertengahan tahun.
Investor kini menantikan serangkaian data ekonomi AS pada minggu ini, termasuk laporan non-farm payrolls pada hari Jumat. Pasar juga memantau perkembangan di Timur Tengah setelah konflik Israel-Hamas mencapai Lebanon dengan terbunuhnya wakil pemimpin Hamas di Beirut.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik. Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
+ There are no comments
Add yours