Harga batu bara naik tipis setelah mengalami kejatuhan pada perdagangan perdana di 2024 kemarin. Penguatan ini terjadi seiring dengan Bangladesh yang mengonsumsi batu bara hampir tiga kali lebih banyak, China yang menggunakan batu bara untuk pengolahan etanol, dan kenaikan harga gas alam.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Februari ditutup di posisi US$ 127 per ton atau menguat tipis 0,67% pada perdagangan Selasa (2/1/2024). Penguatan ini menghentikan tren penurunan harga sepanjang empat hari beruntun.
Sepanjang 2024, harga batu bara telah terkoreksi 7,27%. Selain itu, penurunan ini juga terjadi sejalan dengan harga batu bara tahun ini yang telah diprediksi menurun menurut Ahmad Zuhdi, Analis Industri Pertambangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Zuhdi memperkirakan harga batubara akan berada di kisaran US$117 per ton pada tahun ini, lebih rendah dibanding 3 tahun lalu di kala terjadi commodity supercycle.
Kenaikan harga batu bara terjadi seiring dengan penggunaan besarnya permintaan listrik tenaga batu bara di berbagai negara. Salah satunya Bangladesh yang produksi listrik tenaga batu bara hampir tiga kali lipat pada tahun 2023, menurut Analisis Reuters berbasiskan data pemerintah. Hal ini membantu Bangladesh mengatasi kekurangan listrik terburuk dalam satu dekade terakhir dan memangkas kenaikan biaya pembangkitan listrik. Batubara menjadi populer dalam bauran energi Bangladesh pada tahun 2023 dengan mengorbankan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
+ There are no comments
Add yours