Tahun Baru Tinggal Menghitung Hari, Emas Dipredikai Berkilau

Harga emas dunia diperkirakan akan berkilau pada 2024 seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed).

Harga emas dunia pada perdagangan hari ini (26/12/2023) pukul 6.54 WIB tercatat US$2.054 per troy ons, menguat 0,07%.

Wong dari OANDA memperkirakan bahwa harga emas spot dapat menguat di rentang US$2.250 sampai US$2.330 per troy ons.

Proyeksi dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni The Fed dan lebih rendahnya imbal hasil riil Treasury AS 10-tahun menjelang tahun 2024, jelasnya.

Karena para investor ingin mengetahui apakah tren naik dalam jangka menengah saat ini akan berkelanjutan setelah reli harga emas spot naik 18% dari level terendahnya di US$1.833,01 pada 6 Oktober tahun ini, OANDA melihat adanya peningkatan risiko resesi global, yang pada gilirannya akan meningkatkan risiko resesi global.

Faktor ini juga memungkinkan fase tren naik pada jangka menengah emas spot saat ini tetap utuh melalui peran lindung nilai portofolionya.

“Dengan menggunakan pendekatan analisis antarpasar, fase tren naik jangka menengah terendah pada 6 Oktober 2023, yang terlihat pada emas spot bertepatan dengan lemahnya imbal hasil riil Treasury AS 10-tahun baru-baru ini, karena telah turun sebesar 47 basis poin dari 2,47% dicetak pada 6 Oktober 2023,” ujarnya.

“Pertumbuhan bulanan dari jumlah lapangan kerja yang ditambahkan di pasar tenaga kerja AS terus menurun selama dua bulan berturut-turut dan berada di bawah angka pertumbuhan bulanan. Keuntungan bulanan rata-rata 12 bulan sebesar 240.000.Namun perlambatan tersebut tidak separah yang diperkirakan pada bulan November karena tingkat pengangguran juga turun menjadi 3,7% dari 3,9% pada bulan Oktober,” katanya.

Sementara itu, komoditas lain yang diperkirakan akan mendorong pasar komoditas tahun depan dapat mencakup logam industri seperti tembaga, karena pergerakan harganya memiliki korelasi langsung yang kuat dengan prospek pertumbuhan di Tiongkok, kata Wong.

“Meningkatnya risiko spiral deflasi masih melekat di Tiongkok, karena kelemahan kronis yang terlihat di pasar properti, yang mungkin memberikan tekanan pada para pembuat kebijakan utama Tiongkok untuk beralih dari pendekatan yang ditargetkan saat ini dengan mengadopsi langkah-langkah stimulus yang lebih luas. , ditambah dengan langkah struktural untuk menghilangkan aset-aset buruk dari neraca pengembang properti untuk meniadakan risiko deflasi.Pergerakan tersebut pada gilirannya dapat memicu umpan balik positif terhadap harga tembaga setelah diperdagangkan hampir datar pada tahun 2023,” Wong menjelaskan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours