Perusahaan modal ventura (VC) siap kembali mengguyur startup Asia Tenggara dengan modal pada 2024 setelah bersikap ekstra hati-hati sepanjang 2023. Namun, ada syarat khusus bagi startup yang ingin menerima suntikan dana dari para VC.
Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company yang bertajuk e-Conomy Sea 2023 menggambarkan seretnya modal untuk startup teknologi sepanjang 2023. Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini, modal yang masuk ke startup RI jeblok. Nilainya bahkan tak mencapai miliaran dolar, hanya sekitar US$ 400 juta (Rp 6,35 triliun) dalam 100 kesepakatan pendanaan. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, ada 302 kesepakatan dengan nilai total US$ 3,3 miliar (Rp 52,37 triliun).
Co-founder dan Managing Partner Monk’s Hill Ventures Peng T. Ong percaya dompet para investor bakal lebih gampang terbuka pada 2024. “Menurut saya, tahun depan, pengucuran dana di Asia Tenggara bakal lebih longgar,” katanya.
Sikap pilih-pilih investor juga dilaporkan oleh Google, Temasek and Bain & Company. Menurut laporan mereka, dana tunai yang dimilik investor untuk dikucurkan, yang dikenal sebagai “dry powder”, tahun lalu justru makin menumpuk. Dari US$ 12,4 miliar pada 2021 menjadi US$ 15,7 miliar pada 2022. Investor kini memberikan syarat yang lebih ketat bagi startup penerima modal, yaitu para pendiri perusahaan rintisan harus memiliki rencana yang jelas dan bisa dicapai untuk mencetak profit.
+ There are no comments
Add yours