Bank Indonesia (BI) diproyeksi menahan suku bunga acuan pada bulan ini. Pelaku pasar juga menunggu apakah BI akan mulai mengisyaratkan pemangkasan suku bunga setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mulai dovish.
BI menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pada Rabu dan Kamis pekan ini (20-21 Desember 2023). Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, seluruh instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
BI secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,00% pada Oktober 2023. Ini adalah kali pertama BI mengerek suku bunga setelah Januari 2023. BI kemudian menahan suku bunga acuan pada November 2023. Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
“BI rate masih kami expect stay menimbang rupiah dan inflasi relatif stabil dan sesuai arah perkiraan BI,” tutur Irman.
Dalam pertemuan pekan lalu (12-13 Desember 2023), The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Dokumen dot plot The Fed mengisyaratkan jika The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 3 kali sebesar 75 bps pada tahun depan.
Inflasi AS yang melandai menjadi salah satu pertimbangan The Fed untuk bersikap dovish. Inflasi AS melandai ke 3,1% (yoy) pada November 2023, dari 3,2% (yoy) pada Oktober 2023.
BCA dalam laporannya Marching Ahead Against External Hurdles mengatakan mandate BI dalam menjaga stabilitas rupiah membuat BI tetap berhati-hati dalam memutuskan suku bunga.
+ There are no comments
Add yours