Surplus neraca perdagangan diproyeksi berlanjut pada November tetapi angkanya akan mengecil sejalan dengan makin melandainya harga komoditas serta naiknya impor. Konsensus menunjukkan bahwa ekspor akan terkontraksi 10% (year on year/yoy) sementara impor naik 0,57% pada November 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode November 2023
Sebagai catatan, nilai ekspor Oktober 2023 terkoreksi 10,4% (yoy) tetapi naik 6,8% (month to month/mtm) menjadi US$ 22,15 miliar. Nilai impor Oktober naik 7,7% (mtm) tetapi turun 2,4% (yoy) menjadi US$ 18,67 miliar. Ekspor diperkirakan melandai pada November 2023 seiring dengan melandainya harga komoditas. Sebaliknya, impor diperkirakan akan naik sejalan dengan data historisnya.
Irman mengatakn, “Penurunan ekspor yang lebih dalam masih terkait koreksi harga komoditas terutama batubara. Besarnya porsi batubara dalam ekspor mengoffset dampak kenaikan hrga komoditas lain,”. Berdasarkan catatan Refinitiv, rata-rata harga batu bara pada November 2023 sebesar US$ 126,98 per ton, lebih rendah dibandingkan Oktober yang ada di angka US$ 142,56/ton. Harganya jauh di bawah rata-rata November tahun lalu yang tercatat US$ 340,62 per ton.
Sementara itu, rata-rata harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) pada November 2023 tercatat MYR 3.859,55 per ton. Harganya sebenarnya naik dibandingkan Oktober 2023 tercatat MYR 3.699,32 per ton tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan Oktober yang tercatat MYR 4.154,36 per ton pada November 2022.
Irman menjelaskan surplus juga akan mengecil karena kenaikan impor. Secara historis, impor biasanya akan naik pada November karena produsen akan menggenjot produksi untuk Desember sehingga impor mesin dan barang mentah naik. Impor konsumsi juga biasanya menanjak pada November untuk persiapan natal dan akhir tahun baru (nataru).
PMI Manufacturing China kembali ke fase ekspansif yakni 50,7 pada November 2023, dari 49,5 pada Oktober. PMI Korea Selatan juga kembali ke fase ekspansif. Namun, PMI Amerika Serikat dan Jepang melandai. PMI Manufacturing China kembali ke fase ekspansif yakni 50,7 pada November 2023, dari 49,5 pada Oktober. PMI Korea Selatan juga kembali ke fase ekspansif. Namun, PMI Amerika Serikat dan Jepang melandai.
Dalam satu kali masa pemerintahan, surplus terpanjang masih ditorehkan Soeharto. Presiden Soeharto yang memerintah selama 32 tahun di Indonesia pernah mencatatkan surplus panjang selama 91 bulan pada periode Agustus 1975 hingga Februari 1983.
+ There are no comments
Add yours