Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi membeberkan saat ini tengah berupaya untuk menahan laju penurunan produksi minyak di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu. Bahkan produksinya saat ini sudah berada di level 140 ribu barel per hari (bph).
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo menjelaskan penurunan produksi minyak di Blok Cepu terjadi seiring dengan telah selesainya masa jaya produksi di wilayah kerja tersebut. Karena itu, pihaknya tengah mengupayakan agar produksi minyak di Blok Cepu tidak terus mengalami penurunan.
Guna menahan laju penurunan produksi minyak yang terus terjadi, SKK Migas mendorong agar ExxonMobil Cepu Ltd selaku operator dapat mengebor sumur pengembangan di tahun depan. Selain itu, perusahaan juga didorong untuk membangun fasilitas pemrosesan gas.
“Kita mau komersialisasikan gas karena dengan produksi gas lebih, produksi minyaknya juga akan ikut, itu upaya yang dilakukan supaya produksinya turunnya gak kenceng. Kalau turun pasti turun karena sudah selesai,” kata dia di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Rabu (13/12/2023).
Wahju membeberkan pembangunan fasilitas pemrosesan gas cukup penting untuk dapat mengerek kenaikan produksi minyak. Sebab, sebelumnya ketika produksi minyak digenjot, gas dari lapangan tersebut juga turut terproduksi. Sementara kapasitas pemrosesan gas milik perusahaan terbatas.
Ia pun menargetkan fasilitas pemrosesan gas di Blok Cepu dapat onstream pada 2027 mendatang. Meskipun dengan adanya penambahan fasilitas ini tidak menjamin produksi Blok Cepu kembali seperti semula, namun langkah ini cukup penting untuk menahan laju penurunan produksi.
Adapun, gas yang akan dikomersialisasikan rencananya sebesar 10 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan akan diserap oleh Pertagas. “Sudah deal, Pertagas, negosiasi sudah dilaksanakan,” katanya.
+ There are no comments
Add yours