Harga emas di pasar spot pagi ini kembali turun di awal pekan ini. Bahkan pada perdagangan sebelumnya, harga emas sempat kembali menyentuh level psikologis US$ 1.900 per troy ons sebelum berhasil ditutup di level psikologis US$ 2.000 per troy ons meskipun berujung ditutup lebih lemah pada akhir perdagangan.
Pada perdagangan Jumat (8/12/2023) harga emas di pasar spot ditutup anjlok 1,23% di posisi US$ 2.003,39 per troy ons. Sementara, hingga pukul 06.00 WIB Senin (11/12/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih rendah atau turun 0,01% di posisi US$ 2.003,1 per troy ons. Emas sempat turun kembali ke bawah US$2.000 per troy ons pada perdagangan Jumat karena dolar dan imbal hasil Treasury menguat setelah para pedagang memangkas perkiraan penurunan suku bunga AS akan terwujud pada bulan Maret menyusul data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.
Pertumbuhan tenaga kerja AS, menandakan kekuatan pasar tenaga kerja yang membuat para para pelaku pasar bertaruh bahwa The Fed memerlukan waktu hingga bulan Mei untuk melakukan serangkaian penurunan suku bunga tahun depan.
“Emas telah merosot karena laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan kekuatan (ekonomi) secara keseluruhan,” ujar Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York kepada Reuters.
Para pelaku pasar menunggu proyeksi suku bunga terkini untuk tahun depan dari pertemuan kebijakan The Fed pada 12-13 Desember. Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
+ There are no comments
Add yours