Jakarta – Fungsi intermediasi perbankan menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai bank terlalu mencari aman dengan banyak menaruh dananya di surat berharga. Sementara, ungkapnya, pelaku usaha melaporkan saat ini terjadi peredaran uang makin kering.
Hal itu disampaikan saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) pada hari Rabu (29/11/2023) lalu. Menurutnya, ada indikasi hal itu terjadi terjadi karena pembelian instrumen yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

“Saya mengajak seluruh perbankan harus prudent harus hati-hati tapi tolong lebih di dorong lagi kreditnya, terutama bagi UMKM,” kata Jokowi, dikutip Sabtu (9/12/2023).

“Jangan-jangan terlalu banyak yang di pakai untuk membeli SBN atau terlalu banyak yang dipakai untuk membeli SRBI atau SVBI. Sehingga yang masuk ke sektor riil berkurang,” tambahnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan bahwa setiap bank memiliki risk appetite yang berbeda antara satu dengan yang lain. “Kami melihat penempatan portofolio dan liquidity management juga beda-beda,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa bank tidak bisa dilepaskan dari fungsi utama, yakni menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian disalurkan kembali.

Kendati demikian, OJK juga ikut mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit, khususnya kepada UMKM. “Saya kira tanggung jawab seperti ini diemban perbankan,” katanya.