Harga batu bara kembali terbang dua hari beruntun hampir menyentuh level psikologis US$ 150. Melesatnya harga si pasir hitam diiringi dengan keputusan pengadilan Jerman memberikan bantuan kepada pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 1 GW dan aksi pasok ulang negara belahan bumi utara untuk menghadapi musim dingin.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$ 149,25 per ton atau melesat 5,11% pada perdagangan Kamis (7/12/2023). Kenaikan ini melanjutkan lonjakan yang 5,58% pada perdagangan Rabu kemarin. Dengan demikian, harga batu bara melesat hampir 11%.
Kenaikan besar secara persentase dua hari beruntun ini mematah sentimen negatif batu bara akan sikap China dan India yang menahan pembelian untuk mengendalikan harga. Dengan ini, harga batu bara berpotensi kembali memasuki fase tren penguatan.
Kenaikan harga batu bara terjadi seiring pengadilan Jerman yang memutuskan telah memberikan bantuan kepada pembangkit listrik tenaga batu bara terbaru, unit Datteln 4 yang berkapasitas 1,1 GW pada hari Kamis.
Pabrik-pabrik di Tiongkok bergantung pada pengiriman melalui laut karena harga yang fluktuatif dan tantangan pasokan akibat pemeriksaan yang sedang berlangsung di pabrik-pabrik Tiongkok. Namun, Tiongkok saat ini merupakan pembeli utama batubara Australia karena mereka memiliki pasokan untuk musim dingin dan membeli sesuai kebutuhan jenis batubara.
Masalah persediaan Australia yang terjadi di tengah lonjakan permintaan China dan diizinkannya pembangkit listrik batu bara Jerman menjadi faktor lonjakan signifikan 2 hari terakhir. Sebagai informasi, ketatnya persediaan dan tingginya permintaan dapat mendorong kenaikan harga batu bara.
+ There are no comments
Add yours