Peningkatan transaksi keuangan digital di Indonesia saat ini didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Nilai transaksi digital banking pun disebut akan terus tumbuh hingga 23,2% menjadi Rp71.584 triliunpada 2024 dan tumbuh 18,8% menjadi Rp85.044 triliunpada 2025. Sementara itu, transaksi e-commerce juga diprediksi akan tumbuh 2,8% menjadi Rp487 triliun pada 2024 dan 3,3% menjadi Rp503 triliun pada 2025.
Potensi transaksi dan keuangan digital ini dipaparkan Bank Indonesia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 pada Rabu (29/11/2023. Pertemuan tersebut turut dihadiri Presiden RI Joko Widodo, beserta parapimpinan kementerian dan lembaga, perbankan, pengamat, akademisi, dan pimpinan media nasional. Forum strategis yang diselenggarakan rutin setiap akhir tahun ini memang bertujuan menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan, prospek, dan arah bauran kebijakan Bank Indonesia.
Dalam mendukung dan mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital, Bank Indonesia telah merumuskan fokus dari kebijakan sistem pembayaran ke depan yang sejalan dengan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, struktur industri yang sehat dan efisien, serta infrastruktur aman dan andal.
Bank Indonesia pun memfokuskan pada lima program, yakni pengembangan BI-FAST yang interkoneksi, interoperabilitas, dan integrasi dengan Gerbang Pembayaran Nasional, pengembangan BI-RTGS Generasi ke-3 yang modern, multi-currency dan berstandar internasional, serta interkoneksi dengan modernisasi sistem operasi moneter Bank Indonesia, dan pengembangan pusat data transaksi pembayaran didukung inovasi dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI). Kemudian pengembangan Rupiah Digital sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia dan perluasan kerja sama sistem pembayaran ritel antarnegara melalui QRIS dan BI-FAST secara bilateral dengan negara ASEAN dan sejumlah negara Asia lainnya.
+ There are no comments
Add yours