Peringkat Kredit China Turun, Rupiah Melemah Terkena Dampak

Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penurunan peringkat kredit China memberikan dampak negatif bagi domestik karena hubungan China dan Indonesia yang sangat erat. Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah di angka Rp15.500/US$ atau terdepresiasi 0,06%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi Rabu (6/12/2023) sebesar 0,06%. Faktor eksternal dan internal menjadi penggerak rupiah hari ini (7/12/2023).

Data dari AS menunjukkan jumlah lowongan kerja mengalami penurunan sebesar 617.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober 2023, menandai level terendah sejak Maret 2021 dan berada di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta. Hal ini menandakan potensi inflasi AS yang dapat ditekan ke depan mengingat jumlah lowongan kerja yang tersedia semakin berkurang sehingga kesempatan bekerja bagi tenaga kerja semakin sedikit.

Sementara dari China, hari ini akan dirilis data neraca dagang beserta ekspor-impor. Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics, data nerca dagang China diperkirakan senilai US$58 miliar. Tumbuh dari periode sebelumnya sebesar US$56,5 miliar. Meskipun bertumbuh, nilai ekspor China diperkirakan akan tumbuh negatif sebesar 1,1%. Sementara impor tumbuh 3,3%, cenderung stabil dari periode sebelumnya yakni 3%.

Hal ini menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik mengingat China merupakan dengan utama tujuan ekspor Indonesia. Maka dari itu, jika aktivitas ekonomi China mulai membaik khususnya ditunjukkan dari sisi impor, maka hal ini akan berdampak positif bagi Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours