Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, penghimpunan dana di pasar modal hingga November masih relatif tinggi, yaitu sebesar Rp 230,59 triliun dengan emiten baru sebanyak 74 emiten. Jumlah telah memenuhi capaian target pada 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan, ada 64 rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pipeline penghimpunan dana di pasar modal. Dari 64 rencana IPO tersebut terdapat lima perusahan yang memiliki nilai indikasi di atas Rp 500 miliar.
Inarno merincikan, penghimpunan dana di pasar modal hingga bulan November berasal dari 71 perusahaan yang IPO sebesar Rp 52,99 triliun, serta 21 penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue sebesar Rp 50,99 triliun. Kemudian, dari 11 penerbitan efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) senilai Rp 10,47 triliun dan 94 penawaran umum bersama (PUB) EBUS tahap I, II, dan seterusnya sebesar Rp 116,14 triliun.
Bicara tentang perkembangan pasar modal hingga November 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 4,87% atau berada di level 7080,74 sepanjang November 2023. Angka itu meningkat 3,36% sejak awal tahun ini. Di samping itu, Inarno mengungkapkan, tekanan outflow non residen telah mereda meski mencatatkan net sell sebesar Rp 0,52 triliun pada November 2023. Angka tersebut turun dari Oktober 2023, yakni sebesar Rp 8,10 triliun.
Sementara, dari sisi likuiditas, rata-rata nilai transaksi pasar saham pada November 2023 tercatat sebesar Rp 10,54 triliun ytd. Sebelumnya, pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp 10,48 triliun ytd.
+ There are no comments
Add yours