Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda berpendapat fenomena makan tabungan yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia lebih disebabkan oleh melonjaknya konsumsi. Dia mengatakan sebagian masyarakat menggunakan tabungannya untuk tujuan wisata.
kata Nailul Huda : “Faktor yang paling terasa adalah konsumsi masyarakat tetap meningkat, namun tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan yang signifikan,”.
Menurut Nailul, dibukanya kegiatan masyarakat setelah pandemi Covid-19 membuat konsumsi masyarakat meningkat. Akhirnya mereka memakan tabungan yang mereka kumpulkan selama dua tahun ke belakang. Menurut dia, fenomena orang RI makan tabungan untuk hiburan bisa terlihat sebab rasio tabungan yang paling terkikis adalah golongan kelas menengah.
Fenomena masyarakat yang menggunakan tabungannya untuk keperluan sehari-hari terdeteksi melalui survei yang dirilis Bank Indonesia. Data Survei Konsumen dari Bank Indonesia per Oktober 2023 menunjukkan banyak warga Indonesia yang harus menggunakan tabungannya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. BI mencatat rasio tabungan terhadap pendapatan per Oktober 2023 turun jauh dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19 atau Oktober 2019.
Berdasarkan data BI, kelompok masyarakat dengan pendapatan Rp 4,1 juta hingga Rp 5 juta mengalami penurunan rasio simpanan terhadap pendapatan paling dalam atau sebesar 460 basis poin (bps). Kemudian disusul oleh kelompok pendapatan Rp 2,1 juta hingga Rp 3 juta, yakni merosot 400 bps.
Di lain sisi, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan inflasi justru menjadi faktor utama penyebab orang RI makan tabungan. Dia mengatakan meskipun inflasi tahun ini relatif lebih rendah ketimbang tahun lalu, namun kondisi melambatnya perekonomian Indonesia membuat daya beli masyarakat semakin tergerus dengan kenaikan harga.
“Dalam kondisi ekonomi tumbuh lebih lambat, walaupun inflasi lebih rendah akan melemahkan dari sisi daya beli,” kata dia.
+ There are no comments
Add yours