Harga batu bara melesat 4,38%, menembus level psikologis US$ 130 per ton. Kenaikan ini menjadikan harga batu bara dapat menembus level tertinggi sejak 30 Oktober 2023. Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$ 133,5 per ton atau melesat 4,38% pada perdagangan Kamis (30/11/2023). Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak akhir Oktober 2023 atau sebulan terakhir. Kenaikan ini menjadikan sentimen positif untuk harga si pasir hitam di akhir November.
Kenaikan harga disebabkan oleh India memproduksi listrik dari pembangkit batu bara dalam jumlah terbesar pada Oktober 2023 untuk menutupi kekurangan pembangkit listrik tenaga air akibat rendahnya curah hiujan. Batubara tetap menjadi hal yang penting bagi ketahanan energi di India meskipun pembangkit listrik tenaga angin dan surya telah berkembang dengan cepat, untuk menunjukkan adanya komitmen dalam mengurangi emisi. Total permintaan listrik yang terpenuhi meningkat sebesar 24 miliar kilowatt-jam (kWh) (+21%) pada Oktober 2023 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.Namun pembangkit listrik tenaga air turun sebesar 5 miliar kWh (-30%) karena curah hujan monsun yang sangat rendah menghabiskan sumber daya air.
Beralih ke China, kenaikan harga diakibatkan oleh China yang menggunakan batu bara menimbulkan keraguan terhadap janji-janji iklim Presiden China, Xi Jinping. Ketergantungan yang terus-menerus pada bahan bakar berisiko menghambat kemajuan negara ini dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Konsumen batu bara terbesar global ini masih belum mampu terlepas dari ‘candu’ batu bara. Pasalnya, komoditas ini meskipun memiliki emisi yang relatif lebih tinggi dibanding EBT yang masih dikembangkan, Di sisi lain, secara efisiensi dalam menghasilkan listrik batu bara juga masih yang paling efisien, sehingga menjadi pilihan utama energi China.
+ There are no comments
Add yours