Posisi neraca dagang Indonesia saat ini masih membukukan surplus dan menunjukkan tren positif selama 42 bulan berturut-turut selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kenaikan ekspor tercermin dalam cadangan devisa (cadev) serta Devisa Hasil Ekspor (DHE) juga cenderung positif meskipun belum maksimal. Badan Pusat Statistik (BPS) pada 15 November 2023 merilis data ekspor-impor serta neraca dagang Indonesia. Tercatat surplus neraca perdagangan pada Oktober 2023 mencapai US$3,48 miliar. Surplus lebih tinggi dibandingkan pada yang tercatat US$3,41 miliar.
Surplus neraca dagang Indonesia terjadi berturut-turut dalam tiga tahun terakhir. Cadangan devisa (cadev) sempat alami kenaikan namun tidak sebanding dengan surplus neraca dagang. Pada Mei 2020, surplus neraca dagang pertama kali terjadi di era Jokowi sebesar US$2,01 miliar sementara cadev Indonesia tercatat sebesar US$130,5 miliar. Namun sedikit berbeda pada Oktober 2021, neraca dagang tertinggi mengalami surplusnya sebesar US$5,8 miliar sedangkan cadev terpantau mencapai puncaknya pada September 2021 sebesar US$146,9 miliar atau satu bulan sebelumnya.
Bank Indonesia (BI) pada 21 November 2023 merilis data neraca transaksi berjalan pada kuartal III-2023 menorehkan defisit senilai US$900 juta atau sekitar Rp3,91 triliun (US$ 1=Rp15.450). Nilai tersebut setara dengan 0,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini jauh menurun dibandingkan dengan defisit US$2,2 miliar (Rp33,9 triliun) atau 0,6% dari PDB pada triwulan sebelumnya. Defisit transaksi berjalan atau juga dikenal Current Account Deficit (CAD) menjadi momok pemerintah sebab ada lebih banyak uang yang keluar dari Indonesia ketimbang yang masuk.
Perbaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan terus berlanjut pada 2025 dengan defisit transaksi berjalan yang tetap rendah pada kisaran defisit 0,5% sampai dengan defisit 1,3% dari PDB sejalan terus membaiknya aktivitas ekonomi domestik dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi global. BI pun terus mendukung penguatan neraca transaksi berjalan dengan cara ekspor bernilai tambah tinggi dan substitusi impor khususnya dengan produk lokal sehingga dapat meningkatkan peronomian dalam negeri.
+ There are no comments
Add yours