Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan kekhawatirannya mengenai tingginya inflasi global serta masih tingginya risiko inflasi pangan ke depan. Jokowi pun meminta semua pemangku jabatan dan kepentingan untuk terus bersiinergi meredam lonjakan inflasi dan dampaknya. Negara-negara EMDEs lain telah mampu menurunkan inflasinya kembali ke sasaran, termasuk Indonesia. Perkembangan di atas menunjukkan bahwa pengetatan moneter oleh bankbank sentral negara maju masih akan berlanjut pada tahun 2024 untuk memastikan kembalinya inflasi ke sasaran yaitu 2%.
Inflasi Indonesia sendiri tercatat relatif melandai menjadi 2,56% (year on year/yoy) dan 0,17% (month to month/mtm) pada Oktober 2023. Hal ini dinilai cukup baik mengingat pada September 2022, inflasi Indonesia sempat menyentuh posisi 5,95% yoy sebagai dampak kenaikan harga BBM subsidi. Di lain sisi, inflasi Indonesia saat ini juga sudah berada di dalam target pemerintah 2023 yakni dalam rentang 2-4%. Kendati inflasi relatif melandai, namun yang patut dicermati yakni inflasi pangan yang masih cukup tinggi bahkan di atas target pemerintah maupun BI.
Inflasi pangan (volatile food) tercatat mencapai 5,54% yoy dan 0,21% mtm pada Oktober 2023. Komoditas yang memberikan andil cukup signifikan yakni beras, daging ayam ras, bawang putih, dan kentang. Inflasi volatile sebesar 5,54% (yoy) ada di atas target pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yakni 4-5%. Inflasi harga pangan menjadi perhatian besar Jokowi sejak tahun lalu. Dalam beberapa kesempatan, mantan Gubernur DKI tersebut mengingatkan jika inflasi pangan bisa menjadi ‘hantu’ bagi perekonomian. Jokowi bahkan mengizinkan pemerintah daerah untuk menggunakan APBD nya guna menstabilisasi harga pangan.
Kelompok pangan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar karena lonjakan harga beras, bensin dan cabai rawit. Hal ini menunjukkan bahwa harga pangan di Indonesia mayoritas menjadi lebih mahal dibandingkan sebelumnya sehingga membebani masyarakat. Rata-rata harga beras pada Oktober yang dihimpun lewat Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) mencapai Rp14.575 per kg, naik Rp 415 atau 3% dibandingkan September. Harga gula juga naik Rp 538 atau 3,5% pada Oktober menjadi Rp16.143. Presiden Jokowi mengkhawatirkan inflasi pangan semakin menjauhi target pemerintah karena perang yang terjadi belakangan ini berdampak pada gangguan rantai pasok global, lonjakan harga pangan, energi semua terdampak semuanya.
+ There are no comments
Add yours